Pada Saatnya Nanti

kan kuperdengarkan kisah tentang mendung
pada pasang mata yang kian wuyung
ia, menjadi gerimis
yang rintiknya bengis

mengutuki segala riwayat hingga kuyup
lalu air matanya gersang di situ
menjadi ladang sukma tandus berbatu
meski acap kali aku merayu

;aku adalah petani

kan kutanam batang-batang
randu di sepanjang pematang
untuk mengusir semilir
yang menjadi hilir

dari segala petaka
ia menggeleng, lalu berkata
;aku tak butuh petani


salam,
-Chinmi-
130111


Tips & Trik

1  Langkah Mudah Daftar Paypal Indonesia. klik aja langsung disini Daftar paypal
2. Pengen punya BLOG Pribadi? ini linknya SEO Tutorial
3. blog dofollow
4. Belajar Komputer Kok Repot... ilmu belajar komputer
5. download pc media terbaru
6. Update kabar artis kesayangan Berita artis indonesia
7. Body Sehat, Body Idaman body health information
8. share free tutorial
9.Blog Dofollow Indonesia
10.Buat yang hobby puisi masuk aja disini Puisi Cinta dan Kehidupan

Perkara Purba

rumput-rumput emas
bulan jatuh menimpa tubuhku
kemari, kemarilah sebagai kekasih
begitu rusa jantan bernyanyi
memanggil betina-betina

seketika, birahi merah muda
berdenyar melintasi lembah
tapi di telingaku, nyanyian itu terdengar aneh
mungkin karena aku pejantan
dan betinaku mendengarnya

pokok-pokok dahan kering
kuraut tanduk disitu
kemudian kurampungkan perkara purba
dengan satu-dua tikaman rusa jantanpun rubuh
mendekap tubuh bulannya sendiri

kemari, kemarilah sebagai kekasih
begitu sekarang aku bernyanyi

salam,
-Chinmi-
270611

Sajak Perkawinan

malam mana yang bulannya
bulat penuh
aku ingin rebah sumringah
menyercap lingkar cahyanya

sepenuh-penuhnya kumiliki bulan itu
beserta bukitnya
lembah dan padang rumputnya
taman dan bunga dan kelopaknya yang merekah

seperti lumrahnya pengantin baru
terbisu menjelang detik-detik persenggamaan
segalanya tak terbahasakan
kecuali linang air mata haru
menandai mula pergulatan panjang hidup

semoga satu tarikan nafas
cukup untuk menjalaninya
dan ketika alur hidup tergenapi
bulan masih tetap bulat penuh

salam
-Chinmi-
06092011

Pashmina Merah Jambu

tak sabar kututup bulan
dalam penanggalan panjang kelanaku
dan kutinggalkan malam-
malam asing di kota tepi laut

untuk menjemput seratus gairah
pada titik-titik sakral tubuh
yang dibalut kelembaban
hawa yang bengis

sepintas lalu bayang-bayang nyiur
kumaknai geliat tubuh yang menari
seirama ketukan nafasku
dalam melodi rindu yang dungu

diam-diam aku turut menari
hingga terkulai setelah kukalungkan
pashmina merah jambu
pada leher tubuh itu


salam,
-Chinmi-
Jayapura, 271011