cumulus nimbus berlari di mata
menjadi bingkai yang menyimpan potret rindu akan senyum yang kutinggalkan pada rapuh dinding malam
seperti sayapsayap besi yang membumbungkanku pada galeri angkasa tanpa batas
namun gumpalan itu beringsut pergi
saat lambaian dahan sagu memintaku berpaling,
sejenak..
lalu sepoi pertama yang menyapa
menggiring tatapanku pada landai menghijau yang memayungi tepitepi sentani
dan aku jatuh cinta
karena riak juga birunya kembali
timbulkan senyum yang tenggelam jauh di lubuk hati
091209
Jumat, 26 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar