kau meringkuk di kedalaman malam
menggigil menawar ngilu menghujam
padahal beludru mendekap hangat
lelahkah?
terbaca senyummu menua
serenta gigi yang enggan berpijak lagi di tempatnya
tawa pun melirih
selayak erang burung kecil yang terluka
kau,
di batas indah ayu wajah
munafik bila kukatakan masih menarik
namun,
di mahligai cinta yang berkilau
kau tetap ratu hati
untukku selamanya
19082009
Kamis, 25 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar