sisa-sisa jejakmu masih kusimpan dalam rindu yang mulai mengering. ketika sengat surya menusuk lebih tajam dari biasanya, kau diamkan mataku yang mengharap sapa dan tinggalkanku terjebak dalam gumpalan debu pergimu.
sungguh bila mau mengerti, senyummu adalah mega terakhir musim ini yang gagal menjadi rintik hujan. hujan yang benar-benar tercurah dari langit, bukan hujan yang menetes dari mata yang gelisah.
adakah?
adakah yang tersisa dari sepoi yang terhenti selain gerah yang memangkas sumringah peraduan jiwaku. sedang satu-satunya lubang udara tempatku mengharap sejuk adalah cerobong asap yang di bawahnya bara kebencian belum benar-benar padam.kini disini, di beranda hatiku tlah kau cipta kemarau pajang. namun pada tepinya akan ada musim dingin untuk kembali pertanyakan
; kapan yang benar? atau tidak
241209
Jumat, 26 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar