kupetik detik terakhir
malam ini, yang masak terpanggang pijar bola api
di langit sarang naga
dentum tambur bersahut lengking simbal
membentuk senada, mengalun
lalu memantul menjadi kecupan hangat yang singgah di bibir
namun semua itu tak pernah benarbenar kurengkuh
terkulum bersama doadoa yang mengambang di bibir kuil
hingga wewangi dupa perlahan samar
aku,
ketika hening menyisa
terbata melafal namamu
Mei-Kui-Hua
150210
Jumat, 26 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar